Belajar di luar ruang kelas adalah salah satu cara untuk mempertemukan literasi dengan realitas. Apa yang menjadi bahan bacaan di dalam ruang kelas seringkali dapat kita jumpai saat kita melihatnya langsung di luar. Tak terkecuali belajar tentang mangrove dan ekosistemnya yang dapat dijajaki secara langsung di berbagai tempat. Hal itulah yang dilakukan oleh teman-teman mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) dan University of Tasmania (UTas), Australia. Mereka tergabung dalam satu rangkaian program bersama Australian Volunteers International (AVI) untuk berkunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) Mangrove Angke Kapuk guna mengikuti The Mangrove Explore bersama LEVA untuk belajar sekaligus melihat secara langsung hutan mangrove yang tumbuh lebat di sana.
Kunjungan dilakukan pada hari Selasa, 23 Januari 2024 dengan total peserta sebanyak 21 mahasiswa (5 mahasiswa UI dan 16 mahasiswa UTas) serta beberapa dosen dari kedua universitas tersebut. Pada kesempatan ini, Tim LEVA yang berjumlah lima orang telah bersiap dari pagi hari untuk menyambut rombongan. Barulah sekitar pukul 10.00 WIB, rombongan peserta datang dan langsung menuju ke titik berkumpul. Banyak wajah antusias yang terlihat di pagi hari itu, menunjukkan bahwa para peserta menaruh semangat untuk belajar dan berwisata di kawasan yang memiliki luas hampir 100 hektar tersebut.
Di dalam bangunan tempat berkumpul yang berbentuk seperti pendopo besar itu, rombongan menerima materi pengantar tentang mangrove yang dibawakan oleh Kak Nathasi sebagai perwakilan dari LEVA. Materi pengantar tersebut dirasa penting untuk memberikan gambaran umum mengenai jenis-jenis mangrove, fungsi mangrove, serta ekosistem mangrove yang ada di TWA. Peserta terlihat antusias saat Kak Nathasi memamerkan beberapa hasil olahan mangrove seperti sirup mangrove, keripiki mangrove, hingga kain batik yang diwarnai dengan pewarna mangrove.

Secara umum terdapat dua agenda utama dalam The Mangrove Explore hari itu, yakni Mangrove Walk dan Biodiversity Observation. Mangrove Walk ialah aktivitas berjalan kaki mengelilingi hutan mangrove seperti area pembibitan, area pembuatan media tanam, dan area penanaman sambil belajar lebih dalam mengenai mangrove yang ditemui selama perjalanan. Sedangkan Biodiversity Observation ialah berkeliling area perairan hutan mangrove menggunakan speedboat untuk melihat beragam satwa yang bergantung hidup pada hutan mangrove.

Waktu menunjukkan pukul 11 siang saat peserta dibagi menjadi 3 kelompok dan siap untuk menjelajah hutan mangrove. Tiap kelompok dipandu oleh Tour Leader dari Tim LEVA. Karena mayoritas peserta tak bisa berbahasa Indonesia, maka Tim LEVA sebagai Tour Leader harus berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Tentu ini menjadi tantangan dan pengalaman yang menarik!
Saat berkeliling hutan mangrove, banyak pertanyaan yang dilontarkan peserta saat melihat beragam mangrove yang ada. Khususnya jenis mangrove Rhizophora dan Avicennia yang memang tumbuh paling banyak di sana. Juga tatkala beberapa biawak dan burung-burung berlalu lalang menghampiri mereka. Beberapa burung yang terlihat ialah Cekakak Sungai, Blekok Sawah, Raja Udang, dan Trinil Pantai. Itulah saat di mana Tour Leader memberikan penjelasan edukatif kepada para peserta.


Saat waktu makan siang tiba, peserta berkumpul di The Mangrove House untuk bersantap siang sekaligus menepi dari cuaca panas yang menyengat. Beberapa peserta mulai bersantai di pinggir dermaga untuk menikmati angin yang berhembus sekaligus memandangi burung-burung yang terbang berkeliaran. Para peserta, khususnya mahasiswa UTas, tampak ingin menikmati hari-hari terakhirnya di Indonesia sebelum kembali ke Australia.

Pukul 14.00 WIB semua peserta sudah berkumpul di pendopo untuk persiapan pulang. Sebagai bagian dari memperkenalkan produk olahan mangrove kepada para peserta, Tim LEVA telah menyiapkan oleh-oleh berupa stik mangrove yang akan dibagikan kepada semua peserta. Juga menyediakan dodol mangrove dan sirup mangrove yang bisa dicicipi. Tak lupa para peserta juga dimintai kesan dan pesan tentang kegiatan The Mangrove Explore tersebut dan menuliskannya di Sticky Notes yang telah disediakan oleh Tim LEVA.
Tak lama setelah itu, rombongan peserta berjalan kembali ke bus sekaligus menandai berakhirnya kegiatan The Mangrove Explore pada hari itu. Sungguh pengalaman yang sangat menarik dan menyenangkan untuk dapat memandu teman-teman dari Universitas Indonesia dan University of Tasmania, khususnya karena Tim LEVA menjadi punya pengalaman untuk membawakan materi dalam bahasa Inggris. Kami harap kegiatan The Mangrove Explore ini dapat menjadi pengalaman baru bagi para peserta dan menambah ilmu terkait mangrove dan ekosistemnya.
Tunggu The Mangrove Explore selanjutnya Bersama LEVA, ya!
Penulis: Muhammad Faiz Ramadhan