Lompat ke konten
Home » Blog » LEVA Goes to Cilacap: Arboretum Mangrove Kolak Sekancil, Pesona Hidden Gem dari Kampung Laut, Cilacap

LEVA Goes to Cilacap: Arboretum Mangrove Kolak Sekancil, Pesona Hidden Gem dari Kampung Laut, Cilacap

Pada tanggal 9-11 Agustus 2024 LEVA kembali dalam program “LEVA Goes to”, ke sebuah kota yang dikenal dengan Kota Bercahaya. Julukan ini merupakan akronim dari “bersih, elok, rapi, ceria, hijau, aman, dan jaya”. Di perjalanan kali ini Nathasi, Faiz dan Hima mengunjungi Kawasan Eduwisata Arboretum Mangrove Kolak Sekancil (Konservasi Laguna Kawasan Segara Anakan Cilacap) yang berada di Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah.

Kawasan ini diinisiasi oleh Bapak Wahyono selaku pendiri Kelompok Tani Hutan Krida Wana Lestari dan dilanjutkan hingga saat ini oleh anaknya yang bernama Mas Joni. Pendirian arboretum ini pun sebagai bentuk pengenalan lingkungan kawasan mangrove, penyediaan bibit, potensi wisata, hingga perkembangan ekonomi warga setempat. Didukung oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan, hingga Pertamina Revinery unit IV Cilacap.

Kawasan Arboretum Kolak Sekancil ini menjadi kawasan yang terus berkembang. Sejauh ini, kawasan arboretum terus berkembang dari penyemaian bibit hingga penambahan jenis mangrove baik secara alami ataupun secara sengaja ditanam.

Setidaknya, terdapat 46 jenis tanaman yang dapat ditemukan di kawasan ini terdiri dari 25 jenis termasuk ke dalam kelompok mangrove sejati, 6 jenis termasuk ke dalam mangrove asosiasi, dan 15 jenis lainnya termasuk ke dalam tanaman hutan dataran rendah. Tanaman mangrove sejati yang dapat ditemukan yaitu Acrostichum aureum, Acrostichum speciosum, Achantus ebracteatus, Achantus ilicifolius, Aegiceras floridum, Aegiceras corniculatum, Avicennia marina, Avicennia officinalis, Bruguiera sexangula, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrica, Bruguiera parviflora, Ceriops decandra, Ceriops tagal, Excoecaria agallocha, Heritiera littoralis, Lumnitzera littorea, Lumnitzera racemosa, Nypa fruticans, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Sarcolobus globusa, Soneratia alba, Sonneratia caseolaris, dan Scyphiphora hydrophyllacea.

Enam jenis tanaman mangrove asosiasi yang dapat teramati yaitu Hibiscus tiliaceus, Morinda citrifolia, Cerbera manghas, Pandanus odoratissima, Derris trifoliata, Dolichandrone spathacea. Untuk 15 jenis lainnya yang termasuk ke dalam tanaman hutan dataran rendah yaitu Premna obtusifolia, Citrus sp., Corypha uton, Ficus retuso, Kayu sepat, Gowokan, Kateng-kateng, Laban clebok, Panggang daun merah, Sangitan, dan Wowo. Dari 46 jenis yang tercatat, kami berhasil menemukan setidaknya sekitar 17 jenis tanaman.

Kawasan ini juga menyediakan menara pandang untuk mengamati keadaan pertumbuhan mangrove dari atas pandangan, serta terdapat pendopo untuk dijadikan tempat beristirahat ataupun tempat berdiskusi. Ada satu hal yang unik yang bisa ditemukan di Kawasan arboretum Kolak Sekancil ini, yaitu di salah satu sisi menuju menara pandang, kita akan melewati kanopi pohon Bruguiera gymnorrhiza yang membentuk hampir seperti terowongan.

Untuk mencapai kawasan ini, pengunjung dapat melakukan perjalanan melalui Pelabuhan Seleko dengan menggunakan perahu atau bisa juga langsung menghubungi kontak tim Kolak Sekancil untuk penyewaan perahu menyebrang.

Jika ada pembibitan, pasti ada persemaian. Ya, tempat persemaian yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal sang inisiator, menggunakan konsep persemaian permanen, yaitu persemaian yang selalu terkena air atau selalu dalam keadaan basah tanpa dilakukan penyiraman manual. Teknik pengairannya adalah dengan membuat pintu air untuk mengatur flow sumber air yang nantinya akan menggenangi semaian, sehingga tidak akan ada terlalu kering atau terlalu banjir pada area persemaian. Semaian pun dikelompokkan menjadi 20 batang semai dalam satu ikatnya, sehingga dapat memudahkan petugas dalam menghitung persentase hidup semaian.

Selain kawasan arboretum, Kelompok Tani Hutan Krida Wana Lestari juga melakukan budidaya kepiting bakau dengan metode parit, salah satu hal yang menarik dari budidaya kepiting, rumah kepiting terbuat dari limbah galon plastik sekali pakai sehingga membantu mengurangi sampah rumah tangga. Hasil budidaya kepiting juga menjadi salah satu komoditas yang membantu perekonomian warga setempat.

Dengan demikian, penting untuk melakukan pengawasan langsung terhadap keberlangsungan Kawasan Arboretum Kolak Sekancil. Selain dapat mengenal berbagai jenis mangrove yang terdapat pada koleksi kawasan ini, kami juga dapat menikmati pemandangan indah Kawasan Laguna Segara Anakan.

Penulis: Hima

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *