Lompat ke konten
Home » Blog » Perjalanan Memperkaya Keanekaragaman Mangrove Indonesia: Gresik dan Surabaya

Perjalanan Memperkaya Keanekaragaman Mangrove Indonesia: Gresik dan Surabaya

Sejak perjalanan ini, kata kolaborasi dimaknai sebagai usaha menuju perjalanan yang lebih panjang dan berkelanjutan. Membaca kutipan selaras dari Helen Keller, menutup perjalanan Jakarta – Gresik – Surabaya dengan manis.

“Sendiri kita bisa melakukan begitu sedikit. Bersama-sama kita bisa melakukan banyak hal.” – Helen Keller

—Selasa, 14 Januari 2025

Perjalanan tim LEVA dimulai  dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta dengan menempuh waktu genap sepuluh jam lamanya untuk ke Stasiun Surabaya Pasar Turi. Tak banyak agenda yang bisa dilakukan,  karena sesampainya di penginapan sekitar Gresik, waktu menunjukan tengah malam.

—Rabu, 15 Januari 2025 Esok hari tim LEVA memulai hari dengan menyicip kuliner khas Gresik di Pasar Lama Gresik, namun yang satu ini sangat menarik. Makanan khas ini bernama Sego Rumo yang salah satu bahannya adalah daun dari jenis mangrove, yaitu api-api (nama lokal) atau Avicennia sp. (nama latin).

Rasanya unik dan enak, tak pernah terbayang jika daun mangrove api-api dapat dijadikan olahan pangan. Perjalanan dilanjutkan menuju Romokalisari Adventure Land yang kawasannya berada diantara Gresik dan Surabaya. Tim Leva memonitoring kawasan mangrove yang dahulu ditanami  Rhizophora mucronata dengan teknik rumpun berjarak untuk klien CKB. Kondisinya baik, banyak ikan yang sedang mencari makan di rumpun berjarak tersebut dan burung air bertengger mencari makan.

—Kamis, 16 Januari 2025

               Pada hari selanjutnya, tim LEVA mengunjungi Kebun Raya Mangrove Surabaya (KRMS) untuk melihat kondisi beberapa propagule dan pohon mangrove yang telah LEVA kumpulkan dari penjuru pesisir Indonesia untuk dikoleksi di KRMS.

KRMS merupakan pusat konservasi mangrove terpadu yang dibangun untuk keperluan penelitian dan eduwisata dengan kawasan seluas 27 hektare. Ketika sampai di KRMS, terlihat banyak sekali papan informasi, bibit, dan peraga mangrove.

Tim LEVA berkunjung ke area pembibitan untuk melihat proses pembibitan propagul Ceriops zipeliana dan Bruguiera hainesii dari Malaka, NTT. Setelah itu, tim LEVA mengunjungi area isolasi yang menyimpan pohon mangrove dari hasil eksplorasi LEVA. Dari 57 jenis mangrove yang telah berada di KRMS, LEVA telah mengeksplorasi dan mendapatkan 19 jenis mangrove baru yang belum ada di KRMS. Berikut adalah daftar jenisnya:

  1. Aegiceras corniculatum
  2. Aegiceras floridum
  3. Baringtonia asiatica
  4. Bruguiera cylindrica
  5. Bruguiera sexangula
  6. Ceriops decandra
  7. Ceriops tagal
  8. Ceriops zipeliana
  9. Dolicandrone canarona
  10. Excoecaria agalocha
  11. Ficus sp.
  12. Heiriteria littoralis
  13. Insiabi bjuga
  14. Merope angulata
  15. Nypha
  16. Premna cordifolia
  17. Scyphiphora hydrophylacea
  18. Xylocarpus granatum
  19. Xylocarpus molucensis

Disela-sela pengamatan kondisi mangrove yang telah dikirim, tim LEVA berbincang dengan tim pembibitan, staff KRMS, dan Kepala KRMS seputar mangrove Indonesia. Tak disangka—kami semua begitu cair, bincang soal mangrove ini tak pandang umur, yang notabennya tim LEVA lebih muda dari para staff dan kepala KRMS. Kami semua larut dalam bincang mangrove yang menjembatani kehangatan dalam bincang ini, lempar opini, mendengarkan dengan seksama, dan tukar ilmu serta pengalaman. Ah, bincang ini sayangnya harus selesai, jadwal kereta pulang segera tiba, dan kami harus bergegas kembali ke Stasiun Surabaya Pasar Turi.

Nantikan perjalanan LEVA selanjutnya di Kebun Raya Mangrove Surabaya!

Penulis: Inge Oktavianti Fabian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *